Selasa, 26 Desember 2017

Audit Sistem Informasi 3

Softskill – Audit Teknologi Sistem Informasi


Nama Kelompok
- Andhika Lesmana / 11114024
- Arif Kadarmanto / 11114590
- Fathurrahman F / 14114033

Ø  Nama Perusahaan / Cabang:
Jawaban: Mobil88 Cabang Bintaro
Ø  Profil Perusahaan (jelasin secara singkat):
Jawaban: Mobil88 adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif, tujuan utama adalah marketing dan penjualan mobil-mobil secondhand.

Pertanyaan Bidang Sistem Operasi
Ø  Sistem operasi apa yang digunakan pada komputer yang digunakan pada perusahaan? (32 / 64 bit).
Jawaban: Windows 64bit
Ø  Jika sistem operasi yang digunakan bukan opensource apakah perusahaan memiliki lisensi pada seluruh sistem operasi yang digunakan pada komputer perusahaan?
Jawaban: Ya
Ø  Apakah dalam operasi kerja perusahaan sistem operasi yang digunakan memiliki masalah atau kendala terhadap paket software (apps) yang digunakan oleh perusahaan? Jika Ya, jelaskan kendala yang dialami.
Jawaban: Tidak
Ø  Apakah pada sistem operasi yang digunakan dilengkapi oleh perangkat lunak anti-virus (Windows Defender tidak termasuk)?
Jawaban: Tidak memiliki anti-virus tambahan.
Ø  Apakah ada kendala pada user atau karyawan yang menggunakan sistem operasi yang diterapkan oleh perusahaan? Jika Ya, jelaskan kendala yang dialami.
Jawaban: Tidak
Pertanyaan Bidang Database
Ø  Pada perusahaan, jenis database apa yang digunakan? (Misal: MySQL, Oracle, etc..)
Jawaban: SAP
Ø  Pada database yang dimiliki oleh perusahaan, berapa Database Administrator yang dimiliki?
Jawaban: Kurang lebih 20 orang
Ø  Apakah dalam operasional kerja database dilakukan maintenance? Jika Ya, bagaimana penjadwalannya? (Misal: 1 Bulan Sekali, 1 Minggu Sekali, etc…)
Jawaban: Ya, sebulan sekali
Ø  Apakah dalam penggunaan database rutin dilakukan backup database? Jika Ya, bagaimana penjadwalannya? (Misal: 1 Tahun Sekali, Perperiode yang ditentukan, etc..)
Jawaban: Sebulan sekali
Ø  Apakah dalam operional kerja, memiliki masalah atau kendala terhadap sistem database yang digunakan oleh perusahaan? Jika Ya, jelaskan kendala atau masalah yang dialami.
Jawaban: Tidak
Pertanyaan Bidang Jaringan
Ø  Pada perusahaan model jaringan apa yang digunakan? LAN, MAN, atau WAN?
Jawaban: Wifi
Ø  Pada bagian jaringan, sistem topologi apa yang digunakan? (Misal: Bus, Ring, Star, etc..)
Jawaban: -
Ø  Apakah pada perusahaan rutin dilakukan maintenance pada bagian jaringan? Jika Ya, bagaiaman penjadwalannya? (Misal: 1 Bulan Sekali, 1 Minggu Sekai, etc..)
jawaban: Ya, sebulan sekali
Ø  Apakah pada sistem jaringan yang diterpakan pada perusahaan memiliki kendala? Jika Ya, jelaskan kendala atau masalah yang dialami.
Jawaban: Tidak
Ø  Apakah dalam perusahaan memiliki karyawan teknisi pada bagian jaringan, atau menggunakan jasa pihak ketiga?
Jawaban: Punya teknisi sendiri
Pertanyaan Bidang Web Server
Ø  Pada operasional perusahaan, jenis web server apa yang digunakan? (Misal: Apache, Nginx, etc..)
Jawaban: Apache
Ø  Apakah dalam operasional kerja, dilakukan rutinitas maintenance pada web server? Jika Ya, bagaimana penjadwalannya? (Misal: 1 Bulan Sekali, 1 Tahun Sekali, etc..)
Jawaban: Sebulan sekali
Ø  Apakah memiliki kendala atau masalah terhadap web server yang digunakan oleh perusahaan? Jika Ya, jelaskan kendala atau masalah yang dialami.
Jawaban: Ya, lambat.
Ø  Apakah perusahaan memiliki teknisi di bidang web server, atau menggunakan jasa pihak ketiga?
Jawaban: Memiliki teknisi sendiri.
Ø  Apakah dalam operasional kerja web server dilakukan backup data? Jika Ya, bagaimana penjadwalannya? (Misal: 1 Tahun Sekali, Perperiode Perusahaan, etc..)
Jawaban: Ya, sebulan sekali.

Kesimpulan
Mobil88 adalah sebuah perusahaan yang menjual mobil-mobil bekas, kegiatan utamanya adalah pada bidang marketing. Perusahaan Mobil88 cabang Bintaro merupakan cabang perusahaan yang belum lama didirikan, dan berikut adalah kesimpulan dari audit yang kelompok kami lakukan:
Ø  Sistem Operasi
Sistem operasi yang digunakan pada komputer perusahaan Mobil88 cabang Bintaro adalah Windows 64 Bit, dan tidak menggunakan anti-virus tambahan. Selama operasi kerja perusahaan belum pernah mengalami masalah atau kendala, namun alangkah baiknya jika komputer perusahaan dipasangkan anti-virus tambahan selain untuk mencegah terjadinya serangan virus atau malmware, anti-virus juga membantu perfoma komputer. Untuk penggunaan Windows dengan jenis 64 bit menurut kami sudah cukup baik, sistem operasi Windows yang user friendly dan jenis 64 bit yang mendukung banyak jenis perangkat lunak membuat komputer perusahaan memiliki performa yang baik serta mendukung aktivitas kerja.
Ø  Database
Database yang digunakan pada perusahaan Mobil88 cabang Bintaro adalah SAP, dimana SAP merupakan sistem database yang disediakan oleh pihak ketiga yaitu perusahaan Soltius. Pada perusahaan memiliki teknisi sistem database administrator sendiri, yang berjumlah kurang lebih 20 orang. Dalam operasional kerjanya, dilakukan maintenance pada database setiap satu bulan sekali, dan juga melakukan backup data setiap satu bulan sekali. Dapat disimpulkan, bahwa sistem database yang digunakan pada perusahaan Mobil88 cabang Bintaro sudah cukup baik, didukung oleh sistem SAP milik perusahaan ternama dan telah tersertivikasi. Perusahaan Mobil88 juga memiliki tenaga administrator yang cukup baik yaitu kurang lebih 20 orang, sehingga dalam operasional dan maintenance database dapat dilakukan dengan baik. Apabila terjadi kendala pada database juga dapat ditangani dengan sesegera mungkin, karena memiliki teknisi sendiri.
Ø  Jaringan
Sistem jaringan yang digunakan pada perusahaan Mobil88 cabang Bintaro adalah wireless atau Wifi. Jika dilihat dari aspek sistem lainnya, menurut kami adalah hal wajar, karena pada perusahaan tidak menggunakan sistem localhost baik database maupun webserver. Perusahaan memiliki teknisi jaringan sendiri, sehingga apabila terdapat kendala dapat dilakukan perbaikan sesegera mungkin. Selama operasional kerja perusahaan belum pernah mengalami kendala maupun masalah. Saran kami adalah melakukan maintenance hardware, yaitu pada router, maupun kabel-kabel, sehingga dapat meminimalisir kendala yang terjadi pada ruang lingkup internal.
Ø  Web Server
Webserver yang digunakan adalah Apache, dalam opersional kinerja kendala yang dialami adalah akses yang lambat. Untuk teknisi, perusahaan memiliki tenaga kerja bagian teknisi web. Dapat kami beri masukkan, untuk web server bisa digunakan jasa pihak ketiga, karena menurut kami website pada perusahaan Mobil88 merupakan elemen penting, karena sektor utama kegiatan adalah pemasaran atau marketing, untuk itu website yang stabil dan efektif sangatlah diperulkan. Untuk kegiatan maintenance menurut kami sudah cukup baik, perusahaan sudah memiliki tenaga teknisi sendiri, dan maintenance juga dilakukan setiap satu bulan sekali.

Audit Sistem Informasi 2

Softskill – Audit Personal Sistem Informasi

Anggota Kelompok :
- Andhika Lesmana / 11114024
- Arif Kadarmanto / 11114590
- Fathurrahman F / 14114033

Spesifikasi Notebook ASUS A450LCP :
-            Processor Intel Core i5 4200U CPU @ 1.60GHz
-            Memory DDR3 8076 Mbytes
-            Graphic Intel(R) HD + NVIDIA GeForce GT 720M 2048 MBytes DDR3
-            Hardisk 465,76 Gbytes
-            OS Windows 10 Enterprise  64-bit

Ø  Berapa lama waktu booting yang diperlukan?
Jawaban : 1 Menit 42 Detik.
Ø  Apakah OS yang digunakan berlincensi?
Jawaban : Tidak.
Ø  Antivirus apa yang digunakan?
Jawaban : Windows Defender.
Ø  Model jaringan apa yang digunakan untuk akses internet?
Jawaban : Hotspot Android.
Ø  Kendala apa yang dialami saat penggunaan akses internet?
Jawaban : Tidak ada.
Ø  Digunakan untuk kegiatan apa saja?
Jawaban : Digital dokumentasi(Microsoft Office), Editing gambar(Photoshop), dan Gaming
Ø  Apakah ada kendala dalam melakukan kegiatan yang dilakukan?
Jawaban : terkadang terjadi laghing saat menggunakan Photoshop dan Gaming, dikarenakan banyaknya memori yang diperlukan sehingga membuat kinerja memori melamban.
Ø  Device external apa saja yang digunakan?
Jawaban : keyboard external, mouse, dan printer.

Kesimpulan

Spesifikasi notebook ASUS A450LCP yang dimiliki masih memiliki kendala dalam menjalankan aplikasi, berarti dengan spesifikasi tersebut notebook ASUS A450LCP masih belum sepenuhnya bisa memaksimalkan dalam menggunakan aplikasi yang ada. Diperlukannya upgrade terhadap notebook supaya kinerja sistemnya dapat berkerja maksimal.

Selasa, 31 Oktober 2017

Audit Sistem Informasi

Softskill Universitas Gunadarma

Kelas: 4KA08
Anggota Kelompok:

  • Andhika Lesmana - 11114024
  • Arif Kadarmanto P - 11114590
  • Fathurrahman F - 

Audit Sistem Informasi
Ialah proses mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer yang merupakan aset bagi perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

Tahapan Audit Sistem Informasi
1. Perencanaan (Planning): Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi. Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
1). Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
2). Pengorganisasian tim audit
3). Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
4). Kaji ulang hasil audit sebelumnya
5). Penyiapan program audi

2.Pemeriksaan Lapangan (Field Work): Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.

3. Pelaporan (Reporting): Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.
4. Tindak Lanjut (Follow Up): Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Menurut Weber (2001), tahapan-tahapan audit sistem informasi terdiri dari:
a)      Investigasi dan Penyelidikan Awal
Merupakan tahapan pertama dalam audit bagi auditor eksternal yang berarti menyelidiki dari awal atau melanjutkan yang ada unutk menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai melaukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien dan mengidentifikasi area resiko.
b)      Pengujian atas Control (Tests of Controls)
Tahap ini dimulai dengan pemfokusan pada pengendalian menegemen, apabila hasil yang ada tidak sesuai dengan harapan, maka pengendalian manegemen tidak berjalan sebagai mana mestinya. Apabila auditor menemukan kesalahan yang serius pada pengendalian manegemen, maka mereka akan mengemukakan opini atau mengambil keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.
c)      Pengujian atas Transaksi (Tests of Transaction)
Pengujian yang termasuk adalah pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer sangat berguna dalam pengujian ini dan auditor dapat mengunakan software audit yang umum untuk mengecek apakah pembayaran bunya dari bank telak dikalkulasi secara tepat.
d)      Pengujian atas Keseimbangan atau Hasill Keseluruhan (Tests of Balances or Overall Results)
Auditor melakukan pengujian ini agar bukti penting dalam penilaian akhir kehilangan atau pencatatan yang keliru yang menyebabkan fungsi sistem informasi gagal dalam memelihara data secara keseluruhan dan mencapai sistem yang efekti dan efesien. Dengan kata lain, dalam tahap ini mementingkan pengamatan asset dan integritas data yang obyektif.
e)      Penyelesaian Audit (Completion of The Audit)
Tahap terakhir ini, auditor eksternal melakukan beberapa pengujian tambahan untuk mengoleksi bukti untuk ditutup dengan memberikan pernyataan pendapat.


TEKNIK AUDIT
Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Teknik audit erat  hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik audit digunakan dalam suatu prosedur  audit untuk mencapai tujuan audit. Ada beberapa prosedur audit terhadap pengendalian yang harus dilakukan langsung oleh auditor (secara manual), dan beberapa prosedur yang dapat menggunakan dukungan komputer seperti tabel berikut ini:
Pengendalian Internal dan Prosedur Audit
No.
Bidang Pengendalian yang Diaudit
Prosedur Audit
Bukti Audit
1
Perencanaan Organisasi, IT Plan, dan Operasi
Manual
Dokumen planning, risalah rapat direksi
2
Prosedur pengembangan aplikasi, sistem dokumentasi, review, testing, dan operating system dan perubahan
Manual
Hasil observarsi, cek dokumentasi, hasil wawancara
3
Pengendalian hardware/systems software
Komputer
Produk pabrikan komputer/software house sudah dilengkapi pengendalian
4
Pengendalian acces equipment dan data/file
Manual / Komputer
Hasil interview mendalam dengan teknisi atau cek dengan software
5
Pengendalian menyeluruh terkait dengan data dan prosedur yang mungkin berdampak dengan keseluruhan operasi komputer
Manual
Observarsi, bukti dokumentasi, SOP tertulis, wawancara, dll


SKEMA TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEORI REGULASI YANG RELEVAN UNTUK AKUNTANSI DAN AUDIT
• Teori Efisiensi Pasar. Teori ini berpendapat bahwa pasar mencapai fungsinya yg terbaik tanpa campur tangan pemerintah.
• Teori Perwakilan (Keagenan). Teori ini berkosentrasi pada kepercayaan pada satu orang. Principal: seseorang yg mempercayakan sesuatu kpd agen agar tujuan dari principal tsb tercapai.
• Teori Regulasi/Peraturan. perekonomian terpusat adl alasan dalam melindungi kepentingan umum. Dalam teori ini legislatif membuat aturan untuk melindungi pengguna lap.keu dengan meningkatkan kinerja ekonomi. Teori regulasi terdiri dari:
a.Teori Kepentingan Kelompok
meskipun pada faktanya peraturan dibuat untuk menjaga kepentingan umum pengguna, tujuan ini tidak bisa dicapai karena dalam proses pembuatannya pembuat peraturan mendominasi peraturan tersebut karena dibuat dari beberapa sudut pandang entitas yang paling banyak mempengaruhi legistif

b.Teori kepentingan pribadi/individu
mengatakan bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan diantara kekuatan politik dari kelompok berkepentingan. kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi sang Permintaan/demand dan legislatif sebagai supply.
c. Teori Kepentingan Umum

PENERAPAN TEORI-TEORI REGULASI DALAM AKUNTANSI DAN AUDIT
1. Penerapan teori kepentingan umum. Sarbox (sarbanes-oxley action) dibuat untuk kepentingan umum, proteksi yang terbaik pada pasar uang sehubungan perilaku masa lalu perusahaan.
2. Penerapan teori kepentingan kelompok
pada dasarnya profesi akuntansi membutuhkan pengesahan standard akutansi yang bisa dicapai hanya dengan standard yang dimilikinya mempunyai kekuatan hukum yang didukung oleh legislative.
3. Penerapan Teori Kepentingan Individu.
Batasan pada teori peraturan ini adalah tidak terdapat hubungan mutual secara ekslusif, suatu kejadian yang diterangkan dengan satu teori mungkin bisa diterangkan sama baiknya menggunakan teori yang lain.

Standar & Kerangka Kerja Audit
Standar Audit Sistem Informasi (SASI) IASII diresmikan oleh Rapat Anggota IASII Tahun 2006  pada tanggal 25 Februari 2006 bertempat di Jakarta. SASI IASII berlaku bagi seluruh Anggota IASII (sesuai AD/ART IASII) yang melaksanakan kegiatan Audit Sistem Informasi. Standar ini mulai  berlaku efektif sejak tanggal 01 Januari 2007 dan dapat diterapkan sebelum tanggal tersebut. Adapun  beberapa aturan yang standarisasikan, antara lain:
1). Penugasan Audit, mencakup :
(a). Tanggung Jawab
(b). Wewenang dan
(c). Akuntabilitas
2). Independensi & Obyektifitas
3). Profesionalisme & Kompetensi
4). Perencanaan
5).Pelaksanaan, yang mencakup :
 (a). Pengawasan
 (b). Bukti-bukti Audit
 (c). Kertas Kerja Audit
6). Pelaporan
7). Tindak Lanjut
berdasarkan kerangka pikir manajemen, teknologi informasi dan pertimbangan sistem ahli yang semuanya mengacu pada kerangka kerja menghasilkan laporan audit sistem informasi.

Manajemen Resiko Audit

FALSAFAH COSO
Makalah ini terfokus pada risiko auditor internal dan eksternal umumnya, audit laporan keuangan (LK) khususnya, dan lebih khususnya lagi pada risiko akuntan publik.
Bagi COSO, pengukuran-penetapan risiko adalah kegiatan penting bagi manajemen dan auditor internal korporasi, sehingga auditor internal harus paham proses dan sarana untuk identifikasi, penilaian, pengukuran dan penetapan tingkat risiko (risk assessment) sebagai dasar menyusun prosedur audit internal. COSO menyatakan bahwa setiap entitas menghadapi risiko internal dari luar, bahwa risiko-risiko tersebut harus didentifikasi dan dinilai-diukur terfokus pada pengamanan sasaran strategis korporasi.
Perubahan sosial-politik-ekonomi-industri-hukum dan perubahan kondisi operasional perusahaan teraudit mengandung risiko, manajemen perusahaan harus membentuk mekanisme untuk mengenali & menghadapi perubahan tersebut. Basis utama manajemen risiko adalah asesmen risiko. Untuk keberlangsungan usaha, asesmen risiko merupakan tanggungjawab manajemen yang bersifat integral dan terus menerus, karena manajemen tak dapat memformulasikan sasaran dengan asumsi sasaran akan tercapai tanpa risiko atau hambatan.
Contoh risiko, bahaya, ancaman, atau hambatan mencapai sasaran korporasi adalah :
· Pesaing meluncurkan produk baru
· Perubahan teknologi menyebabkan jasa atau produk tidak laku
· Manajer andalan tiba-tiba mengundurkan diri sebagai karyawan
· Formula rahasia dicuri dan dijual oleh karyawan kepada pesaing
· KKN menggerus laba dan membuat perusahaan keropos


PENGGUNA HASIL PENILAIAN-PENETAPAN RISIKO

Analisis risiko digunakan untuk mengurangi risiko, makin kecil risiko maka makin besar kemungkinan meraih sasaran korporasi. Berbagai yurisdiksi hukum meminta setiap bank melakukan penilaian-risiko dan mengumumkan kondisi pengendalian internal kepada publik, auditor eksternal diwajibkan membuat atestasi tentang pernyataan bank tersebut & kondisi pengendalian internal bank, untuk melindungi deposito publik. Otoritas Pasar Modal AS (SEC) meminta semua emiten membuat Laporan Penilaian Risiko sejak 1979 untuk melindungi kepentingan  investor. SAS 55 AICPA menyatakan bahwa auditor eksternal bertanggungjawab untuk memperoleh & memahami sistem pengendalian audit laporan keuangan. Akuntan publik juga membuat asessmen risiko terkait perencanaan audit LK, untuk mendeteksi risiko kegagalan auditor mencapai sasaran audit, untuk menentukan metode pengujian yang tepat menuju sasaran audit, antara lain perencanaan sampling dan penggunaan teknik audit secara tepat. Auditor internal harus selalu bertanya “Hal-hal apa saja yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana?”, mengidentifikasi potensi kesalahan, menengarai gejala ketidakwajaran segala sesuatu yang memberi tanda-tanda bahaya atau tanda-tanda risiko. Auditor internal melakukan asesmen risiko untuk meyakini bahwa sarana-pengendalian tertentu masih berfungsi efektif.

PERENCANAAN ASESMEN RISIKO
Perencanaan audit internal harus berbasis pengetahuan akan risiko kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan. Perencanaan strategis perusahaan mencakupi pertimbangan risiko kegagalan organisasi. Manajemen risiko berpengaruh pada perencanaan audit. Auditor melakukan evaluasi kendali internal sebagai sarana penghindaran risiko.


PERLUASAN AUDIT BERBASIS RISIKO
Pada awalnya, kegiatan audit dimulai dengan observasi terhadap control (pengendalian), analisis pengendalian, disusul kegiatan analisis risiko tiap jenis operasi korporasi tersebut dan analisis keselarasan aktivitas dengan sasaran korporasi.
Perluasan Audit Berbasis Risiko mencakupi kegiatan identifikasi, pengukuran dan analisis risiko, lalu memilih aktivitas strategis terkait manajemen risiko sbb:
1. Mengendalikan risiko, aktivitas pengurangan risiko, besar risiko, jumlah  risiko atau frekuensi terjadinya risiko
2. Menerima risiko dan/atau risiko residual (setelah segala upaya mitigasi risiko dilakukan)
3. Menghindari risiko, merancang ulang proses bisnis yang tak berkonsekuensi risiko tertentu
4. Pembagian risiko, pembelahan risiko, memikul risiko beramai-ramai (risk sharing) atau transfer risiko ke unit organisasi lain (bagian lain) atau pihak ketiga (di luar korporasi) yang lebih mampu mengelola-mengendalikan risiko tersebut
AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO
Tugas auditor internal antara lain adalah meng-audit risiko; melakukan evaluasi risiko, mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat manajemen risiko, atau menyatakan dukungan atas program manajemen risiko. Auditor internal menerima instruksi & bagian peran audit internal dalam manajemen risiko dari Dewan Audit atau Komite Audit, agar secara independen auditor mengevaluasi manajemen risiko dan program memerangi risiko. Auditor internal pada umumnya bersikap abstain untuk manajemen risiko departemen auditor internal sendiri, kecuali diminta Dewan Audit untuk melakukan self-assessment.


RISIKO AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Persoalan auditor eksternal sebagai berikut berlaku bagi auditor internal yang mengaudit Laporan Keuangan; bahwa risiko auditor terbesar adalah tak mengetahui (gagal untuk mengetahui) hal-hal yang seharusnya mengubah opini auditor terhadap Laporan Keuangan yang mengandung salah-saji secara material. Auditor harus memertimbangkan sifat & kualitas manajemen, sifat industri, sifat operasi, dan bentuk atau sifat penugasan auditor eksternal.
Sebagai contoh, sifat dan kualitas manajemen yang mengandung risiko audit adalah
· Keputusan manajemen ditangan satu orang, misalnya CEO merangkap PS utama
· Manajemen bersikap amat agresif terhadap pelaporan LK (laporan keuangan, misalnya perusahaan publik dan bank butuh opini WTP dari Audit Eksternal)
· Mutasi manajemen amat tinggi
· Manajemen amat berkepentingan utk mencapai proyeksi laba
· Reputasi buruk manajemen di mata publik
Sebagai contoh, sifat Industri dan operasi yang mengandung risiko audit adalah
· Kemampulabaan entitas dibawah rerata kemampulabaan industri sejenis
· Laba tidak konsisten
· Kinerja amat dipengaruhi faktor eksternal
· Entitas berada dalam industri turun-daun
· Desentralisasi kekuasaan tidak dilengkapi penguatan pengendalian
· Entitas kelihatannya tidak akan going concern
Sebagai contoh, sifat penugasan audit yang mengandung risiko audit laporan keuangan adalah
· Banyak perkecualian, banyak isu akuntansi
· Banyak transaksi atau saldo sulit di audit
· Banyak transaksi hubungan istimewa yang tidak lazim
· Sejarah salah saji, sejarah temuan audit jenis-kesalahan-berulang.

Untuk mengurangi risiko, auditor wajib mendapatkan asersi LK berupa pernyataan (semacam pernyataan jaminan) manajemen (management representation) tentang (1) eksistensi, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, (4) evaluasi dan alokasi, (5) penyajian dan pengungkapan berbagai akun dan pos penting Laporan Keuangan.
Sebagai misal, risiko audit pada tataran saldo akun catatan akuntansi, pos laporan keuangan dan kelompok transaksi sejenis adalah
· Salah saji akun tersebut
· Salah saji akun tersebut dalam kaitan dengan akun lain (inherent risk atau control risk)
· Risiko bahwa auditor gagal menemukan salah buku dan atau salah saji yang ada (detection risk).
 Pada standar auditing, pertimbangan auditor dalam evaluasi risiko saldo akun dan jenis transaksi, misalnya adalah
· Dampak risiko-teridentifikasi pada laporan keuangan.
· Kerumitan isu akuntansi
· Frekuensi transaksi sulit-diaudit.
· Temuan salah-saji pada audit terdahulu.
· Kemungkinan salah apropriasi aset.
· Kualitas SDM proses-data.
· Unsur pertimbangan dalam penetapan saldo akun.
· Besar suatu pos dalam neraca.
· Kerumitan kalkulasi tertentu.
RISIKO INHEREN
Risiko salah saji laporan keuangan terkait risiko bawaan karena jenis bisnis, jenis industri, jenis operasi khas industri tersebut dan risiko salah saji karena pengendalian internal lemah atau tidak ada.

Sebagai contoh:
1. Valuasi piutang dagang, asersi keberadaan piutang dagang oleh manajemen, terkait kecemasan auditor tentang going concern.
2. Kalkulasi beban pensiun, metode penyusutan aset tetap dan kalkulasi beban penyusutan aset tetap
3. Kas lebih rentan pencurian dibanding persediaan.
4. Perubahan teknologi menyebabkan aset tetap padat teknologi harus di hapus-buku lebih cepat lantaran ketinggaalan teknologi.
5. Lapping banyak terjadi pada industri perbankan, dana pensiun, asuransi. KKN pada akun tabungan berjangka lebih banyak terjadi pada demand deposit.
6. Berbagai perusahaan memilih tak menggunakan pedoman sistem & prosedur (tertulis & kaku) untuk meningkatkan kreativitas dan layanan pelanggan.
7. Moral, standar etika, misalnya uang tip boleh diterima, itu rezeki anda, merupakan risiko budaya.
RISIKO PENGENDALIAN
Risiko peengendalian mencakupi risiko salah saji laporan keuangan tak tercegah atau tak tertemukan pada bingkai waktu tertentu oleh struktur pengendalian internal, kebijakan atau prosedur. Berbagai control risk selalu ada karena keterbatasan inheren dari struktur pengendalian internal. Bila kebijakan dan prosedur tak berjalan efektif, maka auditor melakukan penilaian control risk sebanyak mungkin, dengan catatan bahwa biaya pengendalian risiko harus lebih kecil dari manfaat pengendalian risiko. Pada umumnya, pengendalian inheren tak mampu membuat risiko menjadi 0%, diperangi atau dikurangi dengan strategi-sistem-prosedur terkait control risk. Control risk dirancang utk menekan risiko-residual tersebut sedapat-dapatnya, lalu sisa risiko selanjutnya menjadi tugas strategi deteksi, sistem-prosedur deteksi penyimpangan, KKN dan salah saji material.


RISIKO DETEKSI
Risiko deteksi berbentuk risiko auditor tak mampu mendeteksi salah-saji-material yang sebetulnya ada.
Risiko deteksi muncul karena
1. Auditor tak memeriksa 100% saldo akun-akun.
2. Ketidakpastian, kesalahan merancang prosedur audit, salah terap prosedur audit, salah tafsir terhadap hasil audit.
HUBUNGAN ANTAR RISIKO
Hubungan risiko terformula standar audit adalah bahwa audit risk = inherent risk X control risk X detection risk, dimana Detection Risk = Audit Risk/(Inherent Risk X Control Risk), dan Inherent risk dan control risk terjadi di luar kekuasaan auditor.
Auditor hanya dapat mengurangi detection risk, makin besar inherent risk dan control risk, makin besar bukti audit (audit sampling, observasi dll) harus dikumpulkan. Sebagai catatan pemakalah, program audit untuk deteksi salah saji material mirip dengan fraud auditing, prosedur dirancang berbasis kecurigaan salah saji, jumlah sample diperbanyak (sampai 100% atau full audit) pada wilayah kecurigaan tersebut.
Inherent risk terkait pada
· Jenis bisnis, jenis industri
· Jenis aktivitas, rantai nilai
· Gaya manajemen
· Iklim / atmosfer manajemen
Sebagai misal, bagi BPKP sebagai internal auditor NKRI :
· Dua Pemda pada dasarnya mempunyai inherent risk serupa, karena keduanya adalah daerah otonom sederajat.
· Inherent risk menjadi berbeda karena : Pemda A mempunyai Kepala Pemda yang kuat, bersih dan professional, mempunyai DPRD yang lemah, rakyat yang antusias memberi kritik dan membantu Pemda. Pemda B mempunyai Kepala Pemda yang lemah, DPRD yang kuat, dan rakyat yang apatis.
· 
RISK INVENTORY
Daftar risiko paripurna diperoleh dari konsolidasi pengorganisasian manajemen risiko sebagai kerangka dasar risiko bagi seluruh korporasi.
Sebagai contoh, external risk inventory mencakupi antara lain
· Risiko lingkungan
· Kemungkinan bencana alam
· Pasar uang
· Rating
Sebagai contoh, internal risk inventory antara lain adalah
· SDM
· Integritas
· IT
· Akuntansi dan pelaporan
· Keuangan
Auditor wajib membuat top minds of risks melalui rating risiko, pembuatan daftar risiko terbesar, ancaman terbesar yang harus dipertimbangkan pada penyusunan rencana strategis, diikuti pemutahiran risk inventory secara berkala. Auditor wajib membuat daftar pemicu risiko menjadi kenyataan-bencana. Direksi korporasi wajib memberi  fasilitas diskusi risiko bisnis, membangun infrastruktur pemantau risiko bisnis, membangun sistem identifikasi jenis baru risiko. Auditor internal harus bersikap proaktif terhadap risiko, jangan mengandalkan deteksi risiko telah (terlanjur) menjadi kenyataan, menjamin bahwa jumlah SDM pakar risiko harus seimbang dengan besar & kerumitan korporasi.